Rabu, 16 Juni 2010

PENGANTAR JABAG-PAPUA


 JARINGAN ADVOKASI BENCANA ALAM GEOLOGI PAPUA (GEOLOGY NATURE DISASTER NETWORK OF PAPUA)
I.                    PENDAHULUAN
Secara umum bencana alam yang selalu terjadi di bumi (kosmos) ini, diklasifikasikan menjadi 2 (dua) akibat bencana, yaitu; bencana alam non antropogenik dan bencana alam antropogenik, maka keduanya dapat dijelaskan dan dapat  diuraikan secara mendetail, agar mudah dibedakan dan mampu menjelaskan serta mampu menyelesaikan segala masalah yang timbul akibat kedua jenis bencana alam geologi.
A.      Bencana Alam Geologi Nonantropogenik
Kelompok bencana alam ini adalah bencana alam geologi yang terjadi secara alami, yang menjadi media utama selalu terjadi bencana ini di permukaan bumi (earth surface) yang diakibatkan oleh tenaga eksogen maka terjadilah merusak penghidupan bagi makluk hidup, dan di dalam bumi (earth internal) yang diakibatkan oleh tenaga endogen maka terjadilah pengangkatan material (batuan, mineral) ke lapisan yang lebih atas, maka akibat dari tenaga endogen tidak membawa kerugian bagi penghidupan makluk hidup.
Bencana-bencana yang terjadi secara alami adalah sebagai berikut :
1.        Gempa bumi (gempabumi tektonik, vulkanik dan tumbukan)
2.        Tsunami (gelombang besar)
3.        Banjir akibat hujan terus-menerus dalam waktu yang lama
4.        Tanah longsor akibat gempabumi
B.       Bencana Alam Geologi Antropogenik
Kelompok bencana alam ini adalah bencana alam geologi yang terjadi karena akibat aktivitas manusia, baik aktivitas yang dilakukan secara sengaja maupun secara tidak sengaja, yang menjadi media utama selalu terjadi bencana ini pada umumnya di luar perrmukaan bumi (earth surface) sehingga dampaknya sangat merugikan bagi kehidupan makluk hidup, alam serta lingkungannya di bumi, baik dari dampak berskala besar dan dampak berskala kecil.
Bencana-bencana yang terjadi akibat kegiatan manusia adalah sebagai berikut :
·         Pembuangan tailing, pencairan es (graser) akibat penambangan secara tidak terkendali
·         Tanah longsor (erosi) akibat penebangan hutan dan pembakaran hutan secara berlebihan
·         Banjir akibat penebangan hutan, pembakaran hutan dan pebuangan sampah di sembarang tempat
·         Asap pabrik, asap transportasi dan peledakan dinamit, peledakan senjata nuklir, dan lain sebagainya
·         Gempa buatan
 II. LATAR BELAKANG
Yang melatar belakangi munculnya pemikiran pendirian JABAG-Papua adalah karena bencana alam geologi selalu terjadi di mana-mana, mulai dari alam semesta ini terbentuk sampai saat ini, dan akan terjadi terus sampai kapan pun. Maka di papua dan manusianya juga selalu dihantam oleh bencana alam geologi akibat ulah manusia dan akibat bencana alami, apa lagi pulau papua terletak jalur gempabumi sangat aktif di dunia, yaitu terletak pertemuan antara lempeng sirkum (lingkar) fasifik dan lempeng indo-autralia, pergerakan lempeng indo-australia mengakibatkan pulau papua bergerak menujuh ke arah utara dan pergerakan lempeng Karoline (lempeng fasifik) bergerak ke arah barat sehigga terjadi pengangkatan di bawah permukaan pulau papua dan menumbuk di bawah lempeng Eurasia, maka pulau papua sangat aktif terjadi bencana alam geologi terutama gempabumi. Para ahli geologi memprediksikan bahwa pulau papua disebut pulau yang baru bertumbuh antara pulau-pulau lain di dunia (Dr.Magrotomo, ahli geologi universitas tonswille Australia, 1999), maka semua mineralisasi juga termampir ke permukaan bumi, sehingga Negara-negara dunia sudah memandang dan akan memandang pulau paradise ini, terutama pengoperasian salju abadi papua (glasber) oleh perusahan raksasa dari Amerika yang sudah ternegosiasi dengan Negara Republik Indonesia.
Bencana yang selalu terjadi akibat ulah manusia dan tanpa ulah manusia yang dapat merusak dan merugikan lingkungan, manusia, dan hewan dapat diidentifikasi dan menadvokasi demi generasi ke depan dengan metode kajian pustaka (pembukuan), menjalankan penggalangan dana bagi masyarakat yang korban akibat bencana alam geologi.
Berdasarkan pendahuluan dan latar belakang masalah, maka pemikir dapat mendirikan sebuah wadah pemantauan yang diberi nama ”JARINGAN ADVOKASI BENCANA ALAM GEOLOGI PAPUA (JABAG-PAPUA)” pada tanggal 20 Mei 2010, di manokwari (tempat studi pemikir).

IV.    VISI, MISI, TUJUAN DAN PROGRAM
A.      VISI  : “Bertindak Lokal Berpikir Global”
B.       MISI :
Yang menjadi misinya adalah :
1.        Pusat studi dan pusat kajian pustaka (author) bencana alam geologi papua
2.        Mendata dan mengkaji pustaka tentang kerusakan penghidupan rakyat akibat bencana alam geologi di papua
3.        Memberikan informasi kepada masyarakat pihak penambangan tentang dampak lingkungan akibat bencana yang terjadi karena ulah manusia.
4.        Advokasi penggalangan dana bantuan bagi masyarakat yang mengalami korban bencana alam geologi
 C.      TUJUAN
1.        Untuk mendata daerah yang sering terjadi akibat bencana alam geologi antropogenik
2.        Untuk membuka tempat menampung informasi mengangkut bencana alam geologi demi generasi berikut
3.        Untuk mempertahankan prinsip barier dampak lingkungan dan anti global warming
D.      PROGRAM
1.        Membantu masyarakat yang mengalami korban akibat bencana alam geologi
2.        Mendata daerah-daerah yang sering terjadi bencana alam geologi
3.        Mempublikasikan data nyata semua korban akibat bencana alam agar dapat perhatian dari pihak-pihak independent
 V.      PENGURUS
1.        Sekertaris Jendral            : Demianus Nawipa
2.        Wakil Sekertaris Jendral : Elieser Rumpaisum
3.        Bendahara Umum           : Elis Bonsapia
4.        Biro-Biro :

          PubDekDok
        : Siangge Rumadas


Kesekertariatan
  : Alfonso Yogi


Humas
     : Juno Rumasep


Keilmuan
          : Adrianus Simbiak


Kerohanian
     : Vileb O. Bunai

     5. Cabang :
1.   Wilayah Kepala Burung
2.   Wilayah Papua Tengah
3.   Wilayah Merauke
4.    Wilayah Jayapura
VI.    PENUTUP
Demikian panduan JABAG-Papua ini, kami susun berdasarkan pendahuluan, latar belakang, dan dasar pemikiran sebagai suatu pondasi untuk menyusun visi, misi dan tujuan yang nyata terjadi di dunia pada era kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, namun karena muncul kompetensi untuk keingin tahuan segala rahasia terutama tentang isi bumi, sehingga semua orang mengejar kesuksesan untuk menjadi Negara super power. Maka di pulau papua tidak tinggal diam terhadap tantangan tersebut, oleh sebab itu perlu ada wadah anti tantangan tersebut dengang dasar ”bertindak lokal berpikir global.”
Pada akhirnya susunan ini sebagai suatu pedoman buat siapa saja yang menjadi hamba demi generasi ke depan papua.

"Butuh Dukungan"